SKENARIO
MATA KULIAH SIMULASI APOTEK
PELAYANAN
KONSULTASI MENGENAI KOTRASEPSI IMPLAN
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Dalam menempuh mata kuliah Simulasi
Apotek
OLEH
Nunuk Windarti 11.080
AKADEMI
FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG
April
2013
KONTRASEPSI
IMPLAN
Kontrasepsi yang
menggunakan kapsul silastik (lentur) yang terdiri dari batang – batang kecil
dengan kandungan progestagen yang dimasukan kebawah kulit lengan atas dengan
suatu alat suntik khas (trocar). Melalui suatu membran semipermiabel, hormon
dilepaskan secara berangsur – angsur selama 3 – 5 tahun.
Sampai saat ini yang
beredar dan dipakai di Indonesia adalah implan 6 batang kapsul yaitu Norplant
dan susuk dua batang kapsul Yadena atau Indoplan serta susuk satu batang kapsul
yaitu Implanon. Jenis implan tersebut termasuk non-biodegradable implant yaitu
batang bahan pembawanya tidak diserap jaringan tubuh sehingga harus dicabut
apabila sudah tidak dikehendaki efek kontrasepsinya atau habis masa kerjanya.
Jenis:
• Norplant.
Terdiri dari 6 batang
silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang
diisi dengan 36 mg Levonorgestrel yang ujungnya ditutup dengan silastic
adhesive. lama kerjanya 5 tahun.
• Jadena dan Indoplant.
Terdiri dari 2 batang
yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel, lama kerja 3 tahun.
• Implanon.
Terdiri dari satu batang
kapsul silastik yang mirip sebuah korek api (40 mm x 2 mm) yang diisi dengan 68
mg 3-Keto-desogestrel (etonogestrel) yang merupakan turunan dari desogestrel
dan lama kerjanya 3 tahun. Batang ini melepaskan 60-70 mcg KDG/hari pada minggu
ke-5 dan ke-6, yang menurun sampai 35-45 pada akhir tahun pertama dan 25-30 mcg
pada akhir tahun ke-3.
Kapsul implanon yang
merupakan kapsul silastik (lentur), cara pembuatan dimungkinkan mirip dengan
kapsul lunak dari gelatin. Hanya saja formulasinya tidak sama. Proses pembuatan
kapsul lunak yakni ada dua, yaitu:
1. Proses
Lempeng
Selembar gelatin hangat yang tidak
berwarna ditempatkan pada permukaan cetakan bagian bawah dan obat yang cair
dituangkan kedalamnya, baru kemudian selembar gelatin lainnya diletakkan
diatasnya dan ditekan. Sehingga tekanan ini bertindak sebagai pembuat kapsul.
Pengisian bahan obat dan pemasangan segelnya dilakukan dalam waktu bersamaan
dan serantak. Kapsul yang sudah dicetak dipindahkan dan dicuci dengan pelarut
yang tidak mengganggu atau merusak kapsul.
2. Rotary
Die Process
Cairan gelatin yang dituang kan
dari tangki yang terletak diatas, dibentuk menjadi dua buah pita yang berurutan
oleh mesin rotary die. Dalm waktu yang bersamaan bahan obat yang akan diisikan
dan telah diukur, dimasukkan diantara kedua pita secara tepat, ketika itu dies
membentuk kantung- kantung dari pita gelatin. Kemudian kantung yang sudah
terisi disegel dengan tekanan dan panas, dan akan terlempar dari pita.
Cara
Kerja:
·
Mengurangi transportasi sperma dengan
cara mengubah lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan spermatozoa.
·
Mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. Dengan cara menghambat
perkembangan siklis endometrium.
·
Mencegah ovulasi/pelepasan sel telur
dari ovarium.
Keuntungan:
Keuntungan
Kontrasepsi
·
Daya guna tinggi.
·
Perlindungan jangka panjang (sampai 5
tahun).
·
Pengembalian tingkat kesuburan yang
cepat setelah pencabutan.
·
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
·
Bebas dari pengaruh estrogen.
·
Tidak mengganggu kegiatan sanggama.
·
Tidak mengganggu ASI.
·
Klien hanya perlu kembali ke klinik bila
ada keluhan.
·
Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan
kebutuhan.
Keuntungan
Nonkontrasepsi
·
Mengurangi nyeri haid.
·
Mengurangi jumlah darah haid.
·
Mengurangi/memperbaiki anemia.
·
Menurunkan angka kejadian kelainan jinak
payudara.
·
Melindungi diri dari beberapa penyebab
penyakit radang panggul.
·
Melindungi terjadinya kanker
endometrium.
·
Menurunkan angka kejadian endometriosis.
Kekurangan:
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan
perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau
meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti:
·
Nyeri kepala dan payudara.
·
Perasaan mual.
·
Peningkatan/penurunan berat badan.
·
Membutuhkan tindak pembedahan minor
untuk insersi dan pencabutan.
·
Tidak memberikan efek protektif terhadap
infeksi menular seksual
·
Klien tidak dapat menghentikan sendiri
pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke
klinik untuk pencabutan.
·
Efektivitasnya menurun bila menggunakan
obat-obat tuberkulosis (rifampisin) atau obat epilepsi (fenitoin dan
barbiturat).
Yang
Boleh Menggunakan Implan
·
Usia reproduksi.
·
Telah memiliki anak ataupun yang belum.
·
Menghendaki kontrasepsi yang memiliki
efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
·
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
·
Pascapersalinan (tidak menyusui) ataupun
Pascakeguguran.
·
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi
menolak sterilisasi.
·
Riwayat kehamilan ektopik.
·
Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan
masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell).
·
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi
hormonal yang mengandung estrogen.
·
Sering lupa menggunakan pil.
Yang
Tidak Boleh Menggunakan Implan
·
Hamil atau diduga hamil.
·
Perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya.
·
Benjolan/kanker payudara atau riwayat
kanker payudara.
·
Tidak dapat menerima perubahan pola haid
yang terjadi.
·
Miom uterus dan kanker payudara.
·
Gangguan toleransi glukosa.
Waktu
mulai Menggunakan Implan
·
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2
sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.
·
Insersi dapat dilakukan setiap saat,
asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7
siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
·
Bila klien tidak haid, insersi dapat
dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan
melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari
saja.
·
Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6
bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui
penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.
·
Bila setelah 6 minggu melahirkan dan
telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi
lain untuk 7 hari saja.
·
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal
dan ingin menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal
saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi
terdahulu dengan benar.
·
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah
kontrasepsi suntikan, implan dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi
suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
·
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah
kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan implan,
insersi implan dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak
hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
·
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR
dan klien ingin menggantinya dengan implan, implan dapat diinsersikan pada saat
haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
·
Pascakeguguran implan dapat segera
diinsersikan.
Instruksi
untuk Klien
·
Daerah insersi harus tetap dibiarkan
kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal ini bertujuan untuk mencegah
infeksi pada luka insisi.
·
Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi
sedikit rasa perih, pembengkakan, atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak
perlu dikhawatirkan.
·
Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan.
Namun, hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah insersi.
·
Balutan penekan jangan dibuka selama 48
jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari).
·
Setelah luka sembuh, daerah tersebut
dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar.
·
Bila ditemukan adanya tanda-tanda
infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit menetap selama beberapa
hari, segera kembali ke klinik.
Informasi Lain yang Perlu
Disampaikan
·
Efek kontrasepsi timbul beberapa jam
setelah insersi dan berlangsung hingga 5 tahun bagi Norplant dan 3 tahun bagi Implanon,
dan berakhir sesaat setelah pengangkatan.
·
Sering ditemukan gangguan pola haid,
terutama pada 6 sampai 12 bulan pertama.
·
Beberapa perempuan mungkin akan
mengalami berhentinya haid sama sekali.
·
Obat-obat tuberkulosis ataupun obat
epilepsi dapat menurunkan efektivitas impian.
·
Efek samping yang berhubungan dengan implan
dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan, dan nyeri payudara.
Efek-efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan
sendirinya.
·
Norplant dicabut setelah 5 tahun
pemakaian, susuk Implanon dicabut setelah 3 tahun, dan bila dikehendaki dapat
dicabut lebih awal. Bila Norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implanon
sebelum 3 tahun, kemungkinan hamil sangat besar, dan meningkatkan risiko
kehamilan ektopik.
·
Berikan kepada klien kartu yang ditulis
nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan nama klinik.
·
Implan tidak melindungi klien dari
infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila pasangannya memiliki risiko, perlu
menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.
Keadaan
yang memerlukan perhatian khusus
Keadaan
|
Anjuran
|
Penyakit hati akut (virus hepatitis)
|
Sebaiknya jangan menggunakan implan
|
Penyakit Stroke, jantung
|
Sebaiknya jangan menggunakan implan
|
Menggunakan obat untuk
epilepsi/tuberkulosis.
|
Sebaiknya jangan menggunakan implan
|
Tumor jinak/ganas pada hati.
|
Sebaiknya jangan menggunakan implan
|
Peringatan
Khusus bagi Pengguna Impian
·
Terjadi keterlambatan haid yang
sebelumnya teratur, kemungkinan terjadi kehamilan.
·
Nyeri perut bagian bawah yang hebat,
kemungkinan terjadi kehamilan ektopik.
·
Terjadi perdarahan banyak dan lama.
·
Adanya nanah atau perdarahan pada bekas
insersi implan.
·
Ekspulsi batang implan (Norplant).
·
Sakit kepala migrain/ berulang yang
berat, atau penglihatan menjadi kabur.
Hubungi
dokter atau klinik bila Anda mendapatkan gejala-gejala di atas!!!
Penanganan
efek samping dan masalah kesehatan lainnya
Efek
Samping
Atau
Masalah
|
Penanganan
|
Amenorea
|
• Pastikan hamil atau tidak, dan bila
tidak hamil, tidak memerlukan penanganan khusus, cukup konseling saja.
• Bila klien tetap saja tidak dapat
menerima, angkat implan dan anjurkan menggunakan kontrasepsi lain.
• Bila terjadi kehamilan dan klien
ingin melanjutkan kehamilan, cabut implan dan jelaskan, bahwa progestin tidak
berbahaya bagi janin. Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak
ada gunanya memberikan obat hormon untuk memancing timbulnya perdarahan.
|
Perdarahan bercak (spotting) ringan
|
• Jelaskan bahwa perdarahan ringan
sering ditemukan terutama pada tahun pertama.
• Bila klien tetap saja mengeluh
masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implan dapat diberikan pil
kombinasi satu siklus, atau Ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari. Bila terjadi
perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3 -
7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat
juga diberikan 50 µg etinilestradiol, atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi
untuk 14 - 21 hari.
|
Ekspulsi
|
• Cabut kapsul yang ekspulsi, apakah
terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
• Bila tidak ada infeksi dan kapsul
lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat
insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan
pasang kapsul baru pada lengan yang lain, atau anjurkan klien menggunakan
metode kontrasepsi lain.
|
Infeksi pada daerah insersi
|
• Bila terdapat infeksi tanpa nanah,
bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptik. Berikan antibiotik yang
sesuai untuk 7 hari. Implan jangan dilepas dan klien diminta kembali satu
minggu.
Apabila tidak membaik, cabut implan
dan pasang yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi
yang lain.
Apabila ditemukan abses, bersihkan
dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implan, lakukan
perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.
|
Berat badan naik/Turun
|
• Informasikan kepada klien bahwa
perubahan berat badan 1 – 2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila
terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih.
Apabila perubahan berat badan ini
tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.
|
SKENARIO
SIMULASI APOTEK
(KONTRASEPSI
IMPLAN)
Di suatu sore hari yang
cerah di Apotek Putra Indonesia Malang saat apotek tersebut sepi pembeli,
tibalah sepasang suami istri yang sudah menjadi pelanggan tetap di Apotek itu.
Mengetahui kedatangan mereka berdua, senyum Asisten Apoteker di Apotek itu
seakan menyambut kedatangan mereka.
AA :
selamat datang ibu, ada yang bisa saya bantu? (sambil tersenyum ramah)
IBU :
iya mbak, saya mau beli kondom. Ini si Papa ndak mau beli sendiri, katanya sih
malu.
Bapak :
ya iya dong, Ma. (salah tingkah)
AA :
Bapak ini pakai malu segala. Ndak usah malu pak, lagian bapak dan ibu ini kan
sudah biasa datang kesini. Jadi kita sudah saling mengenal kan..
IBU :
iya sih mbak. Mbak, boleh saya tanya sesuatu hal?
AA :
iya ibu, silakan duduk dulu ya..
IBU + Bapak : iya mbak.. (sambil menuju
ke tempat duduk)
AA :
ini dengan ibu Septin (30 th) dan bapak Taufik yah?
jadi
gimana bu ceritanya? Ada yang bisa saya bantu ini?
IBU :
iya mbak, gini ceritanya.. Saya beberapa bulan kemarin kan hamil 3 bulan. Terus
mbak, baru saja bulan April kemaren ini saya keguguran, kan kandungan saya
kemarin ini lemah.
AA :
lho, iya tah bu? Kok bisa gitu bu?
IBU :
iya mbak, saya pertamanya sih ndak tahu karena apa. Terus saya bawa kedokter,
kandungan saya itu lemah katanya. Mungkin gara – gara kecapekan juga ya mbak?
AA :
ehmm, gitu ya bu. Memang, ibu hamil kan wajib menjaga daya tahan tubuhnya juga.
Contonya saja dengan istirahat yang cukup. Kandungan yang lemah itu karena adanya gangguan pada leher rahim ibu, rata-rata sih
setiap usia kehamilan kurang lebih 4 bulan.
Bapak :
ohh.. iya ni mbak, Mama ini biasanya tidurnya suka malem – malem. Katanya sih
ndak bisa tidur. Gini ini salahnya siapa cobak? (sambil melihat kearah istrinya
yang sedang cemberut melihat kearahnya juga)
IBU :
trus mbak, kalau misalkan saya mau hubungan suami istri itu gimana? Saya
pengennya KB, tapi saya takut kalau KB
itu bisa mempengaruhi rahim ataupun alat reproduksi saya. Itu alasan Papa kenapa pakek kondom.
AA :
iya, ibu. Tapi ibu pengennya KB yang seperti apa dulu? Yang hormonal atau
nonhormonal? Kalau hormonal itu contohnya pil KB, suntik atau susuk. Lha yang
non hormonal itu seperti spiral yang di masukkan dalam rahim.
IBU :
waduh mbak, kalau yang spiral saya angkat tangan deh mbak. Terus kalau pil KB
itu saya takutnya lupa minum, itu kan diminum tiap hari kan ya. Terus, saya itu
pingin KB yang bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama mbak.
AA :
ibu ini (sambil tersenyum). Kalau suntik gimana bu? Suntik kan bisa bertahan
selama beberapa bulan. Atau yang model susuk/implan itu gimana? Susuk itu
digunakan jangka waktu yang lama, bisa sampai 5 tahun loh. Dapat digunakan pada
ibu pascakeguguran juga.
IBU :
loh, iya tah mbak?
Terus
kalau menurut papa, mama enaknya pilih yang mana Pa? (menoleh kearah suaminya)
Bapak :
loh, kok tanya papa. Mama ini gimana sih. Tapi yah kalau menurut Papa, mending
mama pakai susuk ajah, kan lebih lama.
IBU :
iya sih Pa.
Tapi
mbak, bisa ndak digunakan pada ibu yang memiliki hipertensi seperti saya ini?
AA :
hipertensi ya? Bisa kok bu, tapi batas tekanan darahnya < 180/110 mmHg. Jadi
kalau melebihi batas itu saya tidak menjamin.
IBU :
ohhh, gitu yah. Tensi saya biasanya itu 140/90 mmHg-an mbak.
Jadi
aman yah ternyata.. trus mbak, efek
sampinya biasanya seperti apa sih mbak?
AA :
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid, seperti perdarahan
bercak, trus timbulnya keluhan-keluhan seperti; Nyeri kepala, peningkatan/penurunan
berat badan dan efektivitasnya menurun bila menggunakan obat-obat TBC atau obat
epilepsi.
IBU :
ohh, gitu yah. Tapi saya ndak TBC sama epilepsi kok mbak. hehehe.. mbak, kira –
kira kapan yah saya boleh menggunakan KB susuk itu? Kan saya pascakeguguran.
AA :
meskipun ibu pascakeguguran, implan dapat segera dilakukan kok bu. Nanti ibu
konsultasi dengan petugas KB ataupun dokter lagi saja biar lebih mendetail
informasinya.
IBU :
ohh, gitu ya mbak.. saya bicarakan dulu saja mbak sama suami dan dokter saya.
AA :
iya bu.
IBU :
eh iya mbak, kondomnya ini tadi berapa? Lupa belum dibayar ini, keasyikan
ngobrol.
AA :
iya ibu, ini kondomnya Rp.6.000 saja.
IBU :
pa, bayarin dong Pa.. mama kan ndak bawa uang .
Bapak :
ahhh, mama ini..
ini
ya mbak, uangnya.. (sambil menyerahkan uang dari dalam dompetnya ke Asisten
Apoteker)
AA :
iya pak,.. uangnya pas ya.. (sambil menghitung uang dari bapak itu)
IBU :
ya udah mbak, kita pulang dulu ya mbak.. terima kasih banyak atas semua informasinya
tadi. (sambil menjabat tangan Asisten Apoteker)
AA :
iya ibu, bapak sama – sama. Oh iya bu, jangan lupa konsultasikan lagi dengan
dokter atau bidan ibu terlebih dulu ya kalau mau memilih alat KB-nya.
IBU :
iya mbak.. makasih.. (sambil meninggalkan Apotek Putra Indonesia)
AA :
iya ibu
--- SEKIAN ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar